Al Ikhlas Sano (Masjid/Pesantren) Pertama di Jepang
- Dedy Eka Priyanto
- Aug 11, 2017
- 2 min read

Jakarta - Mungkin kita sering mendengar nama masjid Al-Ikhlas di tanah air. Bagaimana bila mendengar nama itu di Jepang? Masjid dan Pesantren Al-Ikhlas Sano yang baru saja selesai pembangunannya, bekerja sama dengan organisasi dan pemerintah lokal mengadakan acara Open Masjid kepada warga Jepang sekitar pada tanggal 23 Juli 2017. Acara ini juga didukung oleh Keluarga Masyarakat Islam Indonesia (KMII) Jepang yang turut membantu tenaga dan dana pembangunan masjid dan pesantren ini. Sano sendiri adalah nama daerah di prefecture Tochigi-Jepang yang terkenal dengan Ramennya. Dengan adanya masjid, pemerintah daerah Sano berupaya untuk menjadi daerah yang ramah akan wisatawan muslim. Disana pun juga sudah ada toko ramen halal yang dikelola oleh warga Jepang lokal. Masjid dan Pesantren Al-Ikhlas Sano awalnya merupakan bekas pabrik yang terbengkalai yang penuh dengan ilalang dan bangunannya yang rusak. Area tersebut akhirnya dibeli pada akhir tahun 2016 dengan bantuan donasi dari berbagai komunitas muslim, khususnya Indonesia, di Jepang. Oleh para pekerja dan trainee, bangunan yang bobrok itu dibetulkan dan direform bersama-sama dengan tangan mereka sendiri. Mereka memanfaatkan waktu selesai kerja dan hari libur untuk bekerja bakti menyulap bangunan yang dahulunya tidak layak pakai menjadi sebuah masjid dan pesantren yang cukup megah di Jepang. Masjid dan pesantren ini telah diresmikan bersamaan dengan peresmian Masjid Indonesia Tokyo oleh Bapak Kedubes RI, Ir Arifin Tasrif, pada tanggal 25 Juni yang lalu. Dan telah dipakai untuk kegiatan Ramadan dan Idul Fitri yang dihadiri lebih dari 500 warga muslim. Masjid dan pesantren letaknya begitu berdekatan. Lewat pesantren ini, nanti akan diadakan taman pendidikan Al Quran untuk anak-anak muslim setempat dan tempat belajar Islam bagi warga Jepang dan Indonesia, khususnya para trainee yang ada di Tochigi. "Nanti kami akan mengundang ustad Indonesia selama beberapa bulan kesini, dan mengajarkan islam secara intensif khususnya kepada para trainee", ujar Rahmat Oiy, salah satu pengurus Masjid. Acara open masjid ini dihadiri juga oleh Wakil Walikota Sano dan lebih dari 100 peserta. Tidak hanya memperkenalkan fasilitas masjid kepada peserta yang hadir, namun juga memperkenalkan Islam melalui budaya seperti makanan, pakaian, dan seni kaligrafi. Peserta yang hadir sangat menikmati jamuan yang disediakan mulai dari nasi biryania khas pakistan, sate hingga kue lapis khas Indonesia. "Event ini menjadi event yang bagus bagi orang Jepang untuk belajar agama", kesan warga Jepang sekitar yang mengikuti acara ini. Pada waktu yang sama, diresmikan juga Kesekretariatan KMII cabang Sano oleh ketua KMII Jepang yang baru, M. Abas Ridwan. Acara ini juga diliput oleh televisi lokal dan nasional Jepang.(DN)
OTHER POST:
Go to HOME
Comments